Kamis, 17 Juni 2010

say hai

hai teman2 ku.... jangn pernah lupakan aku

Kamis, 11 Februari 2010

bandung-jogja 9 februari 2010


Ku perhatikan semuanya mulai dari rumput yang berlari menyongsongku datang yang kemudian meloncat saat aku telah didekat mereka. Atau jejeran pegunungan yang memanggilku untuk selalu menatap mereka.Matahari yang menggelitik mataku agar menutup. Atau sapuan udara dingin pagi hari. Aku masih menanti berbagai petualangan yang nantinya kusimpan dalam disket otaku yang masih kosong. aku berharap dapat bertemu lagi dengan penjual asongan yang kemarin menemaniku selama perjalanan. yang menceritakan kisahnya menjadi penjual asongan dalam kereta. Karena dia aku tahu ternyata penjual asongan memiliki perjanjian dan aturan tersendiri..wilayah penjualan dan sebagainya. Ku perhatikan dua bocah kecil yang begitu asiknya menyanyikan lagu anak2 sambil terus memperhatikan luar jendela. Wajahnya lugu, tanpa beban. terkadang aku begitu iri dengan pikiran mereka yang acuh tak acuh dengan hari esok. andai saja aku sedikit bisa melukis pasti kan ku tuangkan semua yang aku lihat dalam dgn coretan cat minyak. layaknya Vincent Van Gogh atau Monet yang sering kali melukis aroma hujan. atau lumut pada dinding batu yang menolak kami lewati, lambaian bambu di bibir sungai, aroma pegunungan yang memikat, atau dua orang petani yang terusik oleh kedatangan kami. agar aku tak repot2 menggali kata2 yang tepat untuk menciptakan kiasan yang dapat kalian lihat selayaknya aku melihat dengan kedua mataku. entahlah. hanya itu yang dapat aku tekan untuk menjelaskan apa yang aku lihat.andai aku bisa menyuruh masinis menghentikan kereta agar aku dapat mengabadikan semua yang aku lihat, mungkin butuh waktu seminggu untuk menempuh perjalanan dari bandung jogja. Ada berbagai pemandangan yang menbuatku selalu berdecak kagum sepanjang perjalanan. jurang yang terjal dengan selimut hijau yang terlihat begitu halus menutupi dasar lembah.tercipta antara rumpun padi, jagung, dan segerombol bambu yang memadu kasih. mereka benar2 membuatku ingin meloncat keluar dan berteriak bahwa aku ingin menjelajah seluruh negriku.
tembok batu yang menghimpit kami seakan2 melarang kami melewatkan begitu saja sajian yang membuatku tak berhenti berkedip.ini kali pertama aku(ekor) melihar kepala(kereta) meliuk ditikungan tajam rel kereta. mengintip lewat kaca jendela hamparan sawah terasering yang terbentang luas membuatku ingat akan ombak yang menyapu halus kakiku. menciptakan gelombang yang meliuk2 di bawah awan yang bergerombol. dan terlihat sangat sexy.ombak yang hijau dan tanpa buih. andai bisa kan ku tarik selimut hijau di dasar jurang dan ku bawa untuk yang terkasih.
atap rumah warga yang kemeraham layaknya kain ynag tersibak memperlihatkan kulit dibawah kain sutra hijau yang menutupinya. atau jalan aspal yang meliuk2 bagai cacing kepanasan. membuatku semakin menimbulkan imagi yang liar. layaknya aku yang terduduk di sebuah kompertement menanti kereta berhenti disebuah stasiun yangmengantarkan para penyihir yang belajar di Hogwarts.
bersyukurlah aku karena aku masih ditemani 3 batang lolipop chupa chups dan sebotol minuan dengan sarapan seporsi strowbery meski tidask seperti keberangkatanku yang dipenuhi makanan. perjalanan kembali dari bandung ke jogja.
aku masih berharap everything will be ok. karena perjalananku kali ini seorang diri.

Kamis, 14 Januari 2010

pavilliun sakura

Kudengar lamat-lamat suara burung hantu yang bertengger di pohon sukun di belakang dapur. aku mendesah karena mata yang berframe hitam belum mengijinkanku membuka dunia bawah sadar. aku meraih pensil di samping yang menciptakan musik disela-sela sunyi yang memeluk malam.

adalah aku

adalah aku yang tak pernah lepas
dari pertanyaan;
mengapa keringat mengkristal ditubuhku
menciptakan engkau yang menempel di setiap kelenjar kulitku,

kamu


kamu adlah sepotong kain dengan kisah yang menjadi ragaku
tempatku menutup lubang yang terlanjur terbuka...
tetaplah melekat membalut raga yang telah terluka....

Rabu, 06 Januari 2010

rencanaku

ketika semuanya telah usai
aku mengusap pelipis
dan berharap apa yang aku tanam
menyambut masa depan
layaknya kemarau menyambut hujan

ketika semuanya telah usai
aku berkacak pinggang

tinker bell